1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan
Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran
dan rasa. Ketika kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai
khalifah di bumi ini. Tuntukan hidup manusia lebih dari pada tuntutan hidup
makhluk lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi
kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun
rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan
hidup yang berbeda-beda mengelompokkan
pandangan hidup yang berdeda-beda
akan menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah
nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala
sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi
pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh
kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup
seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan
hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai
proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa
kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup
tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang
hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari pendidikan.Oleh karena itu
jika kita membahas tentang pendangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan
manusia dapat berfikir ledih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir dan batin.
2. Pengertian Pandangan Hidup
Menurut Koentjaraningrat (1980)
pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang
dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Sedangkan
menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia.
Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya
berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena
pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa yang dikatakan oleh seseorang
adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu. Tetapi,
terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab dapat pula hanya
suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang sedang
berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara maupun manusia yang
ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin
dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas,
suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang
semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu
membangun dirinya.
3. Cita-Cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan
diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu
kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.Itulah
sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya
kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan,
dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia,
karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.Ada tiga katagori
keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak
berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan,
tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak
dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi.
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para
seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film, musik, tari, filsafat
yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
4. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia
merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia
sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.Manusia sebagai
pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk itu
suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan
baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara
hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati masyarakat.
Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat
menganggap baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus
mendengar suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik
dan mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan
yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung
kebajikan.
5. Usaha/Perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita, Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian
kehidupan manusia adalah perjuangan. Perjuangan untuk hidup merupakan kodrat
manusia. Tanpa perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras dapat
dilakukan dengan otak/ilmu maupun tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Untuk
bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan itulah tingkat
kemakmuran manusia berbeda-beda.
6. Langkah Berpandangan Hidup Yang
Baik
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil
dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula.
7. Kesimpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana
manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang
berdeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia
berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan
pandangan hidup di masa yang akan datang. kebajikan secara nyata dan dapat
dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia
sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat
dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain
dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap
perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga
kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan tentram.