Senin, 17 November 2014

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER



PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI
BERBASIS KOMPUTER


A.    PENGENDALIAN UMUM

            Pengendalian umum dirancang untuk menjamin bahwa seluruh system computer dapat berfungsi secara optimal dan pengolahan data dapat dilakukan secara lancar sesuai dengan yang direncanakan.

Pengendalian Umum dapat dilakukan dengan cara sbb:
1.      Penyusunan Rencana Pengamanan
Penyusunan dan pembaruan berkelanjutan sebuah rencana pengamanan adalah salah satu jenis pengendalian penting yang dapat diterapkan oleh sebuah perusahaan. Cara yang baik menyusun rencana adalah menentukan siapa yang membutuhkan akses ke informasi apa, kapan mereka membutuhkan informasi tersebut dan subsistem apa yang menghasilkan informasi tersebut. Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan ancaman, risiko dan bentuk dan untuk memilih cara-cara pengamanan yang efektif. Dalam hal ini, manager puncak harus ditugasi untuk menyusun,mengawasi, dan menerapkan rencana. Rencaca tersebut harus di komunikasikan ke selurulh karyawan dan secara berkelanjutan dikaji dan diperbarui

2.      Pemisahan Tugas Dalam Fungsi Sistem
Untuk menanggulangi ancaman-ancaman, organisasi harus menerapkan prosedur pengendalian yang memadai seperti pemisahan tugas dalam fungsi system informasi, akuntansi. Wewenang dan tanggung jawab harus secara jelas dibagi diantara fungsi sbb:
a.       Analisis Sistem
Analisis system bekerjasama dengan para pemakai untuk menentukan informasi yang dibutuhkan dan kemudian merancang sebuah SIA untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Analisis system harus dipisahkan dari pemograman untuk mencegah pengubahan secara tidak sah progam aplikasi atau data
b.      Pemrogaman
Para pemogram menindak lanjuti rancangan yang diterima dari analisis system dengan menulis progam computer. Organisasi atau perusahaan harus menentukan persyaratan otorisasi formal untuk melakukan pengubahan progam computer
c.       Operasi computer
Operator computer menjalankan software pada computer perusahaan. Mereka memastikan bahwa data telah dimasukkan secara tepat ke dalam computer, bahwa data telah diproses secara benar, dan bahwa output yang dibutuhkan telah dihasilkan
d.      Pengguna
Departemen-departemen pengguna adalah pihak yang mencatat transaksi, mengotorisasi data yang diproses, dan menggunakan output yang dihasilkan oleh system.
e.       Kepustakaan SIA.
Pustakawan SIA memelihara dan menjaga database, file, dan progam dengan menempatkannya di tempat penyimpanan terpisah, yaitu perpustakaan SIA. Untuk memisahkan fungsi operasi dan fungsi penjagaan, akses ke file dan progam harus dibatasi hanya operator computer yang tertera pada jadwal yang telah ditetapkan.
f.       Pengawas data
Kelompok pengawas data memberikan jaminan bahwa sumber data telah disetujui, memantau arus kerja di dalam computer, membandingkan input dan output, memelihara catatan kesalahan input untuk menjamin bahwa koreksi dilakukan dengan semestinya dan kemudian dimasukkan kembali ke system, dan mendistribusikan output system.



3.      Pengendalian Proyek Penyusunan Sistem Informasi
Untuk meminimumkan kegagalan penyusunan sebuah system informasi, prinsip-prinsip dasar akuntansi pertanggungjawaban harus diterapkan terhadap fungsi SIA. Penggunaan prinsip tersebut dapat mengurangi secara signifikan potensi pembengkakan biaya dan kegagalan proyek sekaligus memperbaiki secara subtansial efisiensi dan efektifitas SIA. Pengendalian proyek penyusunan system informasi melibatkan elemen-elemen sebagai berikut:
a.       Rencana induk jangka panjang
b.      Rencana proyek penyusunan system informasi
c.       Jadwal pengolahan data
d.      Penetapan tanggung jawab
e.       Penilaian kinerja periodic
f.       Kaji ulang pasca implementasi
g.      Pengukuran kinerja system

4.      Pengendalian Akses Fisik
Kemampuan untuk menggunakan peralatan computer disebut dengan akses fisik, sedangkan kemampuan untuk memperoleh akses data perusahaan disebut akses logis. Kedua akses ini harus dibatasi.
Pengamanan akses fisik dapat dicapai dengan pengendalian sebagai berikut:
1)      Penempatan computer dalam ruang terkunci dan akses hanya diizinkan untuk karyawan yang sah saja.
2)      Hanya menyediakan satu atau dua pintu masuk saja pada ruang computer. Pintu masuk harus senantiasa terkunci dan secara hati-hati dipantau oleh petugas keamanan dan kalau memungkinkan diawasi dengan menggunakan kamera pengawas
3)      mensyaratkan identitas karyawan yang jelas, seperti pemakaian badge untuk dapat lolos melalui pintu akses
4)      Mensyaratkan bahwa setiap pengunjung untuk membubuhkan  tanda tangan ditempat yang telah tersedia setiap akan masuk atau keluar dari lokasi pengolahan data
5)      Penggunaan system alarm untuk mendeteksi akses tidak sah diluar jam kantor
6)      Pembatasan akses ke saluran telepon pribadi, terminal atau PC yang sah
7)      Pemasangan kunci pada PC dan peralatan computer lainnya

5.      Pengendalian Akses Logis
Untuk membatasi akses logis, sebuah system harus membedakan antara pemakai yang sah dan pemakai yang tidak sah dengan cara mengecek apa yang dimiliki atau diketahui oleh para pemakai, dimana para pemakai mengakses system, atau dengan mengenali karakteristik pribadi.
Cara-cara untuk membatasi akses logis adalah sbb:
1)      Password
2)      Identifikasi pribadi. Misalnya:kartu identitas yang berisi nama, foto, dll
3)      Identifikasi biometric. Misalnya; sidik jari, pola suara, hasil rekaman retina, pola dan bentuk wajah, bau badan, dan pola tandatangan.
4)      Uji Kompatibilitas. Uji kompabilitas harus dilaksanakan untuk menentukan apakah pemakai tersebut memiliki hak untuk menggunakan komputer tersebut

Refrensi tulisan diatas :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar